Menanamkan Nilai Akhlak Mulia dalam pandangan masyarakat tampak melalui lisan dan prilaku seseorang. Akhlak secara normatif merupakan sifat batin yang tertanam dalam jiwa yang memunculkan perbuatan yang baik. Akhlak terpantul dalam diri seseorang dalam hubungannya dengan Tuhan dan masyarakat. Kebaikan akhlak menyebabkan ketenangan dan ketentraman pada diri seseorang dan secara sosial memudahkan berinteraksi dengan masyarakat.  Akhlak dalam bahasa Yunani disamakan dengan kata ethicos, yang berarti adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Kata ethicos kemudian berubah menjadi kata etika.

Akhlak mulia menempati posisi yang sangat tinggi diantara keilmuan lainnya. Menanamkan nilai akhlak mulia menjadi priorita menimbang pentingnya keberadaan akhlak ini, seyogyanya subtansi nilai-nilai akhlak memiliki tempat tersendiri di dalam pelajaran sekolah. Pendidikan akhlak berfungsi sebagai panduan bagi manusia agar mampu memilih dan menentukan sesuatu perbuatan dan selanjutnya menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

Akhlak mulia sangat penting dibentuk dalam kepribadian peserta belajar. Diperlukan metode pendidikan agar akhlak mulia dapat melekat dalam kepribadian manusia. Menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara,  pengertian pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Jadi, untuk membentuk akhlak mulia pada diri manusia dibutuhkan pengajaran dan pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah bimbingan atau bimbingan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Pertanyaannya kemudian adalah, bagaimana guru dan orang tua sebagai pendidik dapat membentuk akhlak mulia melalui metode pembelajaran ? Dalam hal ini Sekolah Mandiri Zedutopia menggunakan metode daring dalam proses pembelajarannya sehingga guru dan orang tua juga menggunakan beberapa aplikasi digital dalam proses pembelajaran akhlak mulia kepada peserta belajar.

Nilai-nilai positif dan perilaku positif apa saja yang diajarkan kepada peserta belajar?  Berikut contoh bentuk-bentuk perilaku positif yang dapat diajarkan kepada peserta belajar.

1. Mengucapkan dan menjawab salam. Guru dan orang tua mengajarkan bagaimana anak mengucapkan dan menjawab salam. Peserta belajar apat menirukan cara guru dan orang tua mengucapkan dan menjawab salam. Kemudian peserta belajar dapat mengulangi kembali dan mempraktekannya kepada teman-temannya. Dalam keseharian, guru dan orang tua dapat mengingatkan anak jika mereka lupa mengucapkan dan menjawab salam.

2. Berdo’a sebelum memulai kegiatan. Guru dan orang tua mengajarkan bagaimana memulai setiap kegiatan dengan berdo’a. Misalnya membiasakan peserta belajar untuk berdoa dulu sebelum belajar.

3. Mengucapkan tolong dan terima kasih. Mengucapkan terima kasih membuat orang lain merasa dihargai dan dihormati. Guru dan orang tua mengajarkan bagaimana mengucapkan terima kasih dan pada waktu apa saja ucapan terima kasih dapat diberikan. Demikian juga dengan kata tolong.

4. Mengucapkan maaf dan permisi.

5. Membantu teman yang membutuhkan pertolongan.

6. Membuang sampah pada tempatnya

7. Mengantri

8. Tersenyum

9. Berbicara dengan kata-kata santun

10. Berkata baik dan hormat kepada orang tua

11. Menepati janji, berbaik sangka dan tidak boleh memfitnak

12. Merapikan mainan atau peralatan setelah digunakan

13. Membatasi bermain gadget

14. Mendengarkan orang lain

15. Tidak mengganggu teman, No Bullying

16. Makan dan minum perlahan-lahan

17. 3M : Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak

18. Beribadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing

Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai akhlak mulia adalah dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Story tellingGuru dan orang tua dapat menceritakan kisah-kisah yang mengandung hikmah nilai-nilai akhlak mulia.

2. Diskusi. Guru dan orang tua dapat memandu untuk melakukan tanya jawab dan menyampaikan pendapat tentang akhlak mulia.

3. Storyboard. Guru dan orang tua meminta peserta belajar untuk menncurahkan pemikirannya tentang akhlak mulia dengan cara menceritakannya dalam bentuk gambar dan teks.

4. Membaca. Guru dan orang tua dapat memberikan teks bacaan anak yang dibaca dengan keras oleh peserta belajar tentang akhlak mulia.

5. Tanya jawab. Guru dan orang tua dapat membuat soal pertanyaan yang dapat dijawab oleh peserta belajar dalam bentuk quiz atau pertanyaan bacaan.

Penulis, Asrilla Noor

Leave a Reply