zairahaes.or.id – Video game telah tersedia untuk konsumen selama 30 tahun terakhir. Video game adalah bentuk unik dari hiburan, karena mereka mendorong pemain untuk menjadi bagian dari script permainan. Permainan video canggih saat ini membutuhkan pemain untuk memusatkan perhatian terus-menerus untuk permainan, bukan pasif menonton film.

Dampak positif video game pada anak-anak adalah bahwa mereka dapat meningkatkan ketangkasan manual pemain dan melek komputer. Meningkatkan kemampuan menggunakan teknologi dan permainan dengan grafis yang lebih baik yang memberikan pengalaman bermain yang lebih “realistis” virtual.

Namun dampak negatif dari permainan  video game akan muncul saat anak sudah mulai kecanduan. Ciri-ciri anak yang sudah kecanduan video game adalah anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain game pada jam-jam di luar sekolah, tertidur di sekolah atau pada saat belajar, sering melalaikan tugas, nilai di sekolah jeblok, berbohong soal berapa lama waktu yang sudah dihabiskan untuk ngegame, lebih memilih bermain game daripada bermain dengan teman, menjauhkan diri dari kelompok sosialnya (klub atau kegiatan ekskul) merasa cemas dan mudah marah jika tidak ngegame. Meskipun pecandu video game tak menyadari awal dirinya despresi, namun perlahan penyakit ini akan meresap cepat ketika dia merasa diperbudak oleh kecanduannya sendiri.

Jika orang tua sudah melihat atau menemukan ciri-ciri diatas pada anak-anaknya, maka sudah saatnya orang tua mencari bantuan agar anak dapat terlepas dari kecanduan video game. Lalu apakah anak memang tidak diperbolehkan bermain video game ? Tentu saja boleh apalagi mereka yang memang lahir dari generasi native gadget memang tidak bisa dipisahkan dari teknologi. Namun yang perlu dilakukan orang tua adalah melakukan 3P yaitu pemahaman, pembatasan dan pengawasan. Kegiatan apapun jika dilakukan berlebihan tentunya akan berdampak buruk, apalagi permainan yang punya efek magnetis seperti video game. 

PEMAHAMAN

Berikan pemahaman kepada anak segi positif dan negatif dari video game. Berikan pemahaman kepada anak bahwa masih banyak kegiatan positif lain yang dapat mengembangkan segi kreatifitas anak-anak. Dorong  anak untuk bermain dengan teman-teman sebayanya. Luangkan waktu untuk bermain, berbicara, berdiskusi dan bercerita dengan anak. Bila anak nyaman dengan orang tuanya, mereka tidak akan mencari kenyamanan di tempat lain.

PEMBATASAN

Batasi waktu bermain video game, misalnya hanya pada hari libur sekolah atau 2 jam dalam sehari dalam waktu libur sekolah. Batasi dengan tegas untuk tidak bermain video game dengan konten dewasa dan mengandung kekerasan.

PENGAWASAN

Dampingi anak setiap kali anak bermain video game. Jangan pernah melepas anak bermain sendirian tanpa ada pengawasan orang tua. Cek jenis permainan yang suka dimainkan oleh anak. Usahakan agar kegiatan anak dapat dengan mudah dilihat oleh orang tua dan anak tidak hanya “bersembunyi” di dalam ruangan tertutup saja.

Keterlibatan orang tua tetaplah penting walaupun kegiatan anak sudah banyak beralih ke dunia digital. Penanaman nilai-nilai dan norma seyogyanya tetaplah berasal dari rumah sehingga anak dan keluarga dapat menjadi pelaku teknologi yang bijak dan terhindar dari kecanduan.

Penulis, Asrilla Noor

Leave a Reply